![](http://nationalgreenhighway.org/img/kipm-2020/2210/image_H49UL0ele95lqbzLe8T.jpg)
Terbukti bahwa sel-sel jaringan saraf yang terbentuk di dekat akson sel yang terletak di pinggiran secara langsung terlibat dalam proses transmisi rasa sakit pada tikus.
Sampai baru-baru ini, ada teori yang menyatakan, rasa sakit ditransmisikan sebagai akibat dari transportasi impuls saraf ke jaringan tertentu melalui reseptor.
Para ilmuwan di Carolina Institute (Swedia) telah menemukan mekanisme baru yang mempromosikan penularan rasa sakit. Inti dari mekanismenya adalah sel Schwann yang mengelilingi akson mengambil bagian dalam proses tersebut.
Melalui sel-sel ini, kerusakan dan pembentukan struktur mielin akson terjadi. Kehadiran membran semacam itu membantu meningkatkan laju transmisi impuls saraf di sepanjang jalur saraf. Menurut para ilmuwan, selubung mielin secara langsung bertanggung jawab untuk proses pembentukan memori manusia untuk waktu yang lama.
Dengan melakukan penelitian, para ilmuwan menciptakan sekelompok tikus yang menjalani modifikasi gen. Pada orang-orang ini, hanya sel Schwann yang bertanggung jawab atas reaksi terhadap cahaya. Sebagai akibatnya, tikus yang terpapar cahaya merasakan rasa sakit. Pada saat yang sama, kaki mereka mulai bergerak sedikit, dan beberapa individu sering mulai menjilat permukaan mantel.
Dalam kasus penyumbatan sel-sel ini, pada tikus dalam cahaya rasa sakitnya tidak menjadi begitu kuat.Tetapi dalam kasus peningkatan suhu lingkungan, rasa sakit pada perwakilan kelompok tikus yang diteliti tidak berkurang. Ini membuktikan bahwa, terlepas dari kenyataan bahwa sel-sel Schwann terlibat langsung dalam transmisi rasa sakit, mereka tidak memiliki kemampuan untuk sepenuhnya mengendalikan rasa sakit.
Berkat penemuan modern ini, para ilmuwan memiliki kesempatan unik untuk menciptakan metode baru untuk mengobati penyakit kompleks, termasuk bentuk kronis. Selain itu, hasil penelitian selanjutnya akan membantu untuk memahami penyebab dan proses rasa sakit.
Meskipun banyak sekali pekerjaan yang dilakukan selama penelitian, para ilmuwan masih harus menemukan banyak pertanyaan, misalnya, apakah ada hubungan antara sel Schwann dan neuron atau bagaimana elemen-elemen ini berinteraksi satu sama lain.